2.1
Pengertian Kultur
Jaringan
Menurut Suryowinoto (1991), kultur
jaringan dalam baha asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah
budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan
tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata
tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah
perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Prinsip Dasar
Kultur Jaringan
Kultur
jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma,
sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik
sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap kembali.
Teori
yang mendasari tehnik kultur
jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan
sifat totipotensi ( total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel
tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis
yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya
sesuai.
2.2
Tahapan Kultur Jaringan
Tahapan yang
dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1.
Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas
jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan
penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan
dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan
dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada
waktu dikulturkan secara in-vitro.
2.
Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur
dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru
(Wetherell, 1976). ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik
berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa
eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan
memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling
kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell,
1976).
3.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus
steril.
4.
Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan
memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini
dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu
kamar.
5.
Pengakaran
Tujuan dari tahap ini
adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat
bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan
luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap
pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976).
6.
Aklimatisasi
Aklimatisasi
adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan
secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media
tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang
siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa
dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal
dengan keberhasilan yang tinggi.
2.3 Manfaat Kultur
Jaringan
Kegunaan
utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah
banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan
morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini
diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.
Manfaat
lainnya dari kultur jaringan yaitu :
Ø Melestarikan sifat tanaman
induk
Ø Dapat menghasilkan tanaman yang
bebas virus
Ø Dapat dijadikan sarana untuk
melestarikan plasma nutfah
Ø Untuk menciptakan varietas baru
melalui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui
kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara lengkap
Ø Pelaksanaannya tidak tergantung
pada musim.
Kelemahan Kultur
Jaringan
Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan, yaitu :
v Diperlukan biaya awal yang
relatif tinggi
v Hanya mampu dilakukan oleh
orang-orang tertentu, karena memerlukan keahlian khusus
v Bibit hasil kultur jaringan
memerlukan proses aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan
aseptik.
0 komentar:
Posting Komentar